Kami berangkat
Saat itu saya lihat masih menunjukan pukul 23.00 wib saat kami meninggalkan rumah. Menuju Kediri. Kakak saya yang menjadi supir. Beberapa kali saya menawarkan diri untuk bergantian tapi ditolaknya. Alasannya bis malam Jawa Tengah - Jawa Timur terkenal raja ugal ugalan. Saya pun menurut saja, dan memilih tidur di kursi belakang karena kursi tengah diisi para keponakan.
Saat di Sragen, barulah saya percaya bahwa bis malam disini memang ugal ugalan. Jujur, itu sedikit membuat saya panik. Pilihan yang saya punya hanya berdoa dan mempercayakan semuanya kepada kakak saya sesuai perkataan nya. Saya tidur.
Ketika perjalanan baru sampai di daerah Madiun, Saya terbangun dan mendadak pucat diakibatkan oleh sebuah bis yang melaju di jalur kami dengan kecepatan tinggi hampir menabrak kami. Saat itu rasa kantuk saya seketika hilang hahaha. Dan agak menyesali ide untuk pergi ke Kediri menengok adik saya menggunakan mobil.
Tanpa perlu memaksakan diri, saya pun tertidur bersama yang lainnya.
Setelah beberapa jam kemudian, saya terbangun, menyaksikan kami sampai di Kediri, tapi belum sampai di tempat adik saya menimba ilmu, kurang lebih 2-3 km lagi menuju tujuan. Entah jam berapa saat kami tiba, yang saya ingat, seluruh penghuni mobil pada saat itu tertidur semua termasuk kakak saya yang menjadi supir. Dan saya kembali tidur.
Kami bangun saat adzan berkumandang. menyegerakan solat subuh berjamaah. Setelah beristirahat sejenak, kami melanjutkan kembali perjalanan.
Tanpa perlu menempuh banyak waktu, kami pun sampai di lokasi tujuan. Tujuan kami.
Saat kami sampai di tempat tujuan, kami langsung disambut petugas keamanan, ditanyai maksud dan tujuan kedatangan. Tidak sulit menjawab pertanyaan nya, kami diarahkan ke pusat informasi, agar dapat menghubungkan dengan adik saya.
Tak berselang lama, mahluk yang kami nanti pun muncul, adik bungsu saya.
Kami berpelukan saling ejek sebagaimana kakak dan adik tentunya. Setelah beberapa saat kami memutuskan untuk sarapan di sekitar pesantren. Sambil menghabiskan sarapan, kami saling bercengkrama, membahas banyak hal. Tidak bahas negara, apalagi politik. bukan ranah kami.
Si adik bungsu mengajak kami mengunjungi salah satu monumen terkenal di Kediri. Yak, tidak lain dan tidak bukan monumen Simpang Lima Gumul atau sering disingkat SLG. monumen ikonik ini memang mirip dengan Arc de triomphe yang ada di Paris, Perancis. Untuk lebih jelasnya bisa dicari di wiki 😛
Setelah puas berkeliling, kami mencari tempat yang sekiranya cukup bagus untuk foto bersama. Maksudnya saya beserta rombongan dan adik bungsu saya tentunya. Bukan dengan semua pengunjung, soalnya saya tidak kenal dengan semua pengunjungnya dan tidak mau ajak mereka juga. Dan belum tentu mereka mau juga sih.
Seorang pemuda yang sering dibilang gila oleh teman nya sendiri tapi sering dicari buat dimintain tolong. Suka kucing, tidur, makan, hiking, traveling, fotografi dan nge-blog. Salam sayang buat si Dia