Kisah ini bercerita saat saya akan melaksanakan tugas akhir (TA). Waktu itu kalender masih tanggal 13 Agustus 2015. Ya, masih seperti sebelumnya, prosesnya masih sama, tak mudah. Terutama untuk saya yang memiliki kadar malas diatas rata-rata. Waktu itu saya stuk di tempat pelaksaan. Berkali kali mengajukan tapi tak kunjung ada balasan dari pihak yang dituju. Mungkin mereka malas berurusan dengan mahasiswa macam saya yang kerja nya membuat orang orang repot.
Waktu itu karna sedang jenuh, saya sedang bermain main dengan smartpone saya, kalo tidak salah saat itu musim maen lets get rich (semacam game monopoli versi digital), dulu saya masih pakai Xperia E1 Dual. Entah sedang kesambet apa, ada sesosok manusia yang mengaku dirinya adalah perempuan yang bernama Ajeng tiba tiba mengirim direct message lewat akun instagram milik saya, bukan punya tetangga apalagi punya saudara, saya ulang biar lebih jelas, MILIK SAYA (bisa bikin sendiri juga kali). Isi pesan nya sambil nunjukin foto saya yang sedang mendaki gunung ciremai di
episode sebelumnya , kurang lebih dia ingin mendaki G. Ciremai juga. Dan dengan gampangnya saya bilang, "mau kapan? besok juga ayo saya mah". Dan terjadi lah perjanjian besok nya akan berangkat tanpa ada persiapan. Beberapa saat kemudian saya baru sadar telah melakukan kekonyolan lain nya.
Tak berselang lama, Malik, salah satu kawan satu kontrakan, satu kampus, satu kelas, satu komplotan, satu negara, satu kebangsaan, satu agama, satu suku, dan jika saya lanjutkan mungkin kalian akan anggap saya rasis. Padahal belum tentu benar, belum tentu salah, alias kalian sok tau. Malik satu satu nya kawan saya yang tidak pulang kampung seperti kawan kawan yang lainnya. Dia masih tertahan oleh urusan kampus. Dengan santai nya saya bilang, "Lik, besok kita ke Ciremai yuk?". Dan dengan mudahnya dia jawab "Ayo".
Karena saya dan Malik belum mempersiapkan apa apa, keesokan harinya ketika bertanggal 14 Agustus, saya dan malik pun mulai bersiap siap. Saya meminta Ajeng agar berkumpul pukul 4 saja, agar kami bisa bersiap siap meskipun sebentar. Karena memang dadakan, jadi ya agak butuh waktu lebih lama dari yang direncanakan.
Dan karena kendala kendaraan, Ajeng langsung berangkat ke Kuningan. Kami sampai di pos pendaftaran pukul 6 sore.
Di pos pendaftaran (di episode sebelumnya ini pos baru selesai dibangun), kami mulai registrasi dan membayar sebesar 50k, ternyata mengalami kenaikan yang lumayan dibanding terakhir saya kesini. Oleh petugas loket kami ditawari untuk beristirahat dulu atau langsung berangkat. Karena beberapa pertimbangan, termasuk kondisi wajah Malik dan Ajeng yang sudah lusuh sebelum perang, saya pun memutuskan untuk beristirahat dan melakukan pendakian besok subuh.
Kurang lebih ketika kami beristirahat, ada 1 orang gadis yang sedang registrasi. Dan Malik pun beraksi. Singkat kata, nama nya Yani, dari Ciamis, lagi nunggu rombongan daring nya, mau 17an di puncak rencana nya, mungkin karena liat di rombongan kami ada seekor "cewek", akhir nya Yani pun bergabung beristirahat dengan kami.
Sembari istirahat kami iseng maen kartu, yang kalah dikasi bedak. Dan gatau kenapa saya payah banget kalo urusan maen kartu. Alhasil semalaman itu muka saya full bedak.
Pukul 04.00 wib kami bangun, bergegas untuk bersiap siap. Selepas solat magrib kami langsung berangkat menuju pos pertama. Ketika akan berangkat, Rombongan Yani ternyata sudah berkumpul dan sedang melakukan registrasi. Saat itu lah kami berpisah.
Pos 1 Cigowong, 1450 mdpl (2 jam)
Dari pos pendaftaran hingga ke pos 1 tidak ada masalah, beban tas masih ringan, karena air yang kami bawa hanya sebatas untuk perjalanan ke pos 1 saja. waktu yang kami tempuh kurang lebih 2 Jam. Sesampai nya di pos 1, kami mengisi jerigen dari sumber air di pos 1. Air nya masih jernih, bersih, dan memang digunakan untuk keperluan warga di lereng gunung untuk keperluan sehari hari.
Perjalanan pos 1 ke pos 2 lumayan menantang, kami langsung dihadapkan dengan trek menanjak yang cukup lumayan menguras tenaga. Disitu saya berjalan lebih dulu dibanding Ajeng dan Malik. Ajeng yang lumayan lama vacum dari dunia pendakian ternyata masih punya power dibanding Malik, meskipun begitu Ajeng terbantu oleh beban yang ia bawa berupa daypack yang hanya berisi camilan dan air saja. Wajah Malik yang terlihat cukup payah mengingat ini adalah pertama kalinya ia mendaki gunung. Dan carrier yang ia bawa berisi tenda dan sedikit logistik. Dan carrier yang saya bawa berisi air, logistik, dan beberapa peralatan lain nya. Memang lumayan berat, tapi mau bagaimana lagi, disini saya lebih berpengalaman dibanding mereka berdua.
|
Kanan ke kiri: saya, Ajeng, Malik |
Pos 2 Kuta, 1575 mdpl (30 menit)
Ini adalah Pos yang cukup nyeleneh menurut saya. Mengingat banyak orang yang tidak tau kalo ini adalah pos 2. Posisi nya yang berada di tanjakan, ditambah hanya sedikit bidang datar disini yang bisa digunakan untuk beristirahat. Sehingga banyak pendaki yang baru pertama kali menjajaki jalur ini secara tidak sadar melewatinya. Waktu normal yang diperlukan kurang lebih 30 menit.
Di pos ini kami mendapat tambahan 2 orang personel. Uci dan Yana. Untuk Uci ini adalah kali ke 2 mendaki Ciremai. Sedangkan untuk Yana ini adalah pertama kali.
Pos 3 Panggunyangan Badak, 1800 mdpl (45 menit)
Pos ini sudah ada beberapa yang mendirikan tenda disini. Tapi kami pikir mumpung masih pagi, mungkin keburu bisa liat sunset. Jadi kami tidak berlama lama di pos ini.
Pos 4 Arban, 2050 mdpl (1 jam)
Arban adalah salah satu diantara pos lain yang dibilang angker menurut pendaki lain. Entah benar atau tidak, yang jelas ini masih lumayan jauh dari target yang ingin kami capai, Sunset di puncak Ciremai. Kami beristirahat, di pos ini Ajeng tidur :D
|
Malik dan Ajeng |
Pos 5 Tanjakan Asoy, 2108 mdpl
Ini adalah pos paling aduhay deh. Ketika kita sudah sampai di pos ini, trek yang selanjutnya sudah keliatan banget bikin lutut gemeter :D
Beberapa orang waktu yang diperlukan di trek ini menuju pos selanjutnya cuma 30 menit. Buat kami? kami butuh lebih dari itu.
Di pos ini kami beristirahat lama, karena trek selanjutnya udah keliatan bakalan bikin cape banget, jadi kami mau puas puasin istirahat sebelum cape banget.
Dulu sih ada pohon tumbang disini, di depan papan nama pos. Biasanya dan saya juga pakai untuk spot foto, hehe.
Pos 6 Pasanggrahan, 2200 mdpl (1 jam)
Waktu yang kami butuhkan kurang lebih 1 jam. Hanya saja menjelang pos pasanggrahan kami menemukan spot yang bagus untuk beristirahat. Kami, sarapan. :D
Saking semangatnya mendaki, kami lupa untuk sarapan. Ini adalah salah satu hal konyol yang dilakukan kami ketika pendakian. Kami sarapan susu panas dan roti tawar dan beberapa buah buahan.
Pos 7 Sahiang Ropoh, 2650 mdpl (1 jam)
Di pos ini jalur kami benar benar kesulitan. Medan yang harus kami lumayan berat. vegetasi disini mulai berbeda dibanding sebelumnya. Hanya beberapa pohon perdu dan semak belukar. Trek pun mulai berubah. Dari tanah padat menjadi agak berdebu dan berbatu.
Disini kami bertemu beberapa pendaki dengan carrier kulkas (is mean carrier nya tinggi banget). Mereka juga sama seperti kami, mencoba sampai di puncak sebelum sunset.
Simpang Palutungan - Apuy
Tempat ini adalah pertemuan dua jalur. Jalur Palutungan dan Jalur Apuy. Artinya kami sebentar lagi sampai di puncak. Kami sampai di tempat ini Jam 2 siang. Its something. Biasanya waktu yang diperlukan lebih lama dari ini. Cukup menggembirakan buat kami bisa sejauh ini dengan lumayan cepat.
Sayang nya tak lama setelah itu kami mendapat kabar yang kurang menyenangkan. Kabut sedang menyelimuti puncak. Sehingga pendaki pun diharuskan untuk turun saat itu. Dengan agak kecewa kami terpaksa turun. Mungkin lelah dan kecewa adalah perpaduan yang hebat, beberapa dari kami mendadak kehabisan tenaga. Uci memberi saran untuk mendirikan tenda di sekitar sini. Kami setuju.
Sial nya, tempat yang bagus untuk mendirikan tenda sudah diisi oleh pendaki lain. Tak habis ide, Uci menemukan tempat yang agak rata. Malik malah membongkar dan berusaha mendirikan tenda. Dengan pikiran masa bodo, kami benar benar mendirikan tenda diatas batu. Di jalur orang orang lewat.
Setelah tenda dibangun, kami memasak makanan yang kami bawa. Dan habis dalam hitungan menit. Tak lama dari itu, kami beristirahat. Tidur.
Pukul 10 malam saya bangun. Keluar dari tenda. Memeriksa keadaan sekitar. Saat itu angin kencang menerpa dari arah puncak Ciremai. Saya kembali masuk tenda. Mencoba tidur kembali.
Pukul 2 dini hari kami semua bangun. berkemas kemas membawa peralatan dan makanan yang akan dibawa. Tenda kami tinggalkan. Kami mendaki kembali.
Perjalanan mendaki malam bukanlah perkara mudah. Mengingat kendala penerangan yang kurang memadai, kami menapaki jalur yang ada dengan hati hati. Saya rasa saat itu bukan hanya angin yang berkecamuk, tapi beberapa hati diantara kami juga. Menyesal mengikuti arahan saya. Harus berjalan ketika sedang enak enaknya tidur.
Gua Walet
Kami sampai disini pukul 3 malam. Dengan keadaan tersiksa angin yang kencang. Saya mengarahkan rombongan ke gua walet. Saat itu saya merasa lucu. Saat itu tanggal 16 Agustus, dimana biasanya tempat favorit seperti ini pasti penuh oleh tenda pendaki lain. Dan yang saya lihat justru sebaliknya. Kosong. Tanpa satupun pendaki lain yang mendirikan tenda di gua walet.
Karena kami merasa kedinginan, saya meminta yang lain untuk mencari kayu untuk membuat api unggun. Beruntung lah diantara kami, saya bisa menyalakan api unggun. Maklum, di rumah saya sesekali masih menggunakan kayu bakar untuk memasak.
Api unggun pun menyala. Kami mencoba menghangatkan diri, hingga akhirnya kami malah tertidur. di mulut gua, dekat api unggun. Pukul 04.00 kami bangun. Memadamkan api. Bersiap siap. Kami, melanjutkan perjalanan.
Puncak Ciremai, 3078 mdpl
Satu kata untuk saat itu, "DINGIN". Lebih dingin dibanding sikap si dia ke kamu :D
Angin yang berhembus cukup kencang. Ditambah temperatur saat itu benar benar membuat kami menggigil. Saat itu sudah ada beberapa pendaki lain yang sudah sampai lebih dulu dibanding kami.
Sunrise
Sesuatu yang kami tunggu. Yang kami nanti. Akhirya tercapai. Terkabul. Hilang sudah keluh kesal kami saat itu. Yang kami tau saat itu, "ini sangat indah" . Yang kami lakukan saat itu, hanyalah menikmati tiap detik nya sunrise yang sedang berlangsung, menikmati dengan penuh syukur.
Hal terkonyol saat itu, saya dan Malik memakai celana pendek. Sehingga ada beberapa pendaki lain yang bertanya "celana nya mahal banget kaya nya". Saya yang kurang paham pun bertanya, "mahal kenapa pak?". mereka jawab, "Itu, celana kulit bukan? mahal banget tuh pasti, bisa nahan dingin gitu" sambil tertawa. Kami pun tertawa.
Kekonyolan kami tak hanya sampai disitu. kami disana memasak air untuk membuat susu panas. Berbagi dengan pendaki yang lain tak kami lewatkan. Karna saking dingin nya suhu saat itu, air mendidih sisa yang digunakan untuk membuat susu panas saya siramkan ke tangan saya. Dan yang saya rasakan hanya hangat hangat kuku, seperti yang akan digunakan untuk memandikan bayi. Dan saat sampai di tenda, tangan saya baru melepuh hahaha :D
|
Sunrise Puncak Ciremai 3078 mdpl |
|
Pamer bawa papan lokasi hehe |
Percaya lah, kalo perjalanan turun itu kilat ekpress, gapake lama, 4 jam nyampe, hahaha.
Sebelum berpisah, kami menyempatkan berfoto di pos 1 Cigowong.
|
Kanan ke kiri: saya, Malik, Ajeng, Uci, Yana |