Saat itu kalau saya tidak salah, waktu itu masih bertanggal di bulan November 2014. Saat itu ketika saya masih kuliah D3. Saat saat memasuki Semester akhir. Saat akan melaksanakan KP (kerja Praktek) tapi tersendat berbagai hal. Saat itu rasanya sedang benar-benar sudah muak dan ingin berhenti saja kuliah. Saat itu rasanya apa apa jadi masalah, entah dengan keuangan, dengan kawan, atau bahkan dengan kenangan ( dibaca : mantan ). Ah pokoknya saat itu benar benar saat saat menegangkan. Lebih menegangkan dibanding film action manapun yang pernah saya tonton sampe saat ini. Dan saat ini saya menceritakan nya disini hanya untuk mengenang, bahwa saya dulu pernah mengalami, bukan sebuah cerita fiksi, dan bukan pula ingin kembali. Dan rasanya saat ini saya sudah terlalu banyak menggunakan kata "saat".
Ketika itu saya beserta beberapa kawan memang sudah jenuh dengan dunia
persilatan perkuliahan. Atas dasar pemikiran itulah akhirnya kami butuh refresing sejenak. Semacam jalan jalan di jam kosong kuliah. Waktu itu kesebelasan dari kota Indramayu berencana untuk mendaki Gunung Ciremai, yang secara administratif berada di wilayah dua Kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya berada di
6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. ( sumber : Wiki )
Kami bersebelas, Garong, Gondrong, kampleng, Nunu, Agun, Iwed, Palked, Anay, Vigan dan Ary, dan saya, ( dulu saya dipanggil Kang Mus ). Persiapan yang kami lakukan tidak banyak. Bahkan cenderung seperti serba mendadak. kami berangkat dari Indramayu pukul 15.00 wib dan sampai di kuningan pukul 18.00. Saat itu kami menggunakan salah satu rumah teman kami yang bernama Gondrong sebagai titik kumpul. Ketika personel sudah terkumpul semua, kami pindah base camp ke rumah teman kami yang bernama Alex. Disana kami hanya beristirahat sebentar. Pukul 02.30 kami berangkat ke Palutungan, salah satu pos pendakian Gunung Ciremai. Karena kendala kendaraan dan jumlah personel yang lumayan banyak, dan kami hanya menggunakan 1 mobil untuk transportasi dari rumah Alex, jadi kami harus rela kedinginan menunggu kloter 2 di sebuah gubuk. pukul 04.00 kami memulai perjalanan. Saat itu kami kira pendakian tanpa harus registrasi dulu, karena pos pendaftaran atau semacamnya memang belum ada. kami disuruh registrasi terlebih dahulu. Dari 13 orang (2 orang tambahan adalah sodaranya Gondrong), hanya 9 yang terdaftar, 4 orang pendaki ilegal hahaha :D
Perjalanan kami bisa dikatakan cukup lambat, mengingat sebagian besar dari kami adalah pemula alias pertama kali naik gunung, jadi saya dan yang lain cukup memaklumi hal itu. Pukul 5 sore kami hampir sampai di pos Pasanggrahan. Melihat kondisi cuaca yang sudah gelap, kabut yang mulai menebal, kami pun pendirikan tenda di tempat yang datar dan lumayan luas. Ya, tak lama berselang hujan lebat pun melanda kami. Tenda yang kami gunakan saat itu 3 buah. Formasi yang kami gunakan adalah 4-5-4, saya berada di tenda 5. Saat itu Agun lupa untuk membawa jaket dan sleeping bag.Karena tidak tega saya berikan jaket saya, dan saya hanya menggunakan sleeping bag. Keesokan hari nya kami sarapan pukul 7-8an. Saat itu cuaca cukup cerah. jam 10an sebagian kami berangkat duluan ke puncak sekalian mengisi air di gua walet, dari air yang menetes dari stalaktit gua walet. Sebagian lain nya termasuk saya mendapat tugas memasak, sehingga kami baru naik pukul 12 siang. kami tiba pukul 2 siang, dengan keadaan cuaca sudah kurang mendukung, mendung dan berkabut. Saat itu lumayan kecewa karena tidak bisa menikmati matahari terbenam. Tapi ya sudahlah, memang bukan saat nya. Sebelum turun, kami menyempatkan berfoto bersama, saat itu Anay yang berperan mengambil foto nya.
|
Kiri ke kanan: Kampleng, Gondrong, Yoga, Vigan, Iwed, kang mus, agun, garong, palked, ary, ari boy. yg duduk nunu |
Kondisi saya waktu itu cukup memalukan. pakai sendal swallow warna ungu (gatau punya siapa), pake jas hujan. yang jelas kalo pas difoto kaya orang gila deh hahaha. Di foto, saya yang bawa bendera. Oh iya, pas turun, sedal swallow nya putus, jadi ya terpaksa nyeker. Itu adalah pertama kali nya saya turun gunung dalam keadaan nyeker, kalo diinget inget lagi sekarang menyedihkan banget lah. Karena sudah mulai turun hujan, kami pun langsung beristirahat dan bangun keesokan harinya.
Pagi hari yang cukup cerah, kami sarapan terakhir kalinya di gunung ciremai sebelum turun. Dilanjutkan membongkar tenda dan membersihkan area sekitar kami. kurang lebih satu jam kemudian, area sudah kami bersihkan. Tenda dan peralatan sudah kami kami rapihkan. Kami melaju turun perlahan.
Entah siapa yang memulai, kami semua malah seperti sedang berlomba siapa yang paling dulu siapa yang sampai di pos pendaftaran lebih dulu. Yang jelas, setelah dari pos pertama, hujan mulai turun. Saat itu saya dan Ary merasa paling beruntung karena di carrier kami terdapat jas hujan, jadi kami berdua dapat melanjutkan perjalanan tanpa khawatir tas dan pakaian kami kehujanan.
Saya lupa siapa yang sampai lebih dulu, yang jelas sudah ada beberapa yang mendahului kami. Setelah semuanya berkumpul, kami pun kembali ke rumah Alex untuk beristirahat. Sayangnya saat itu saya ada keperluan lain yang tak bisa ditunda, jadi saya pamit lebih dulu dibanding yang lain. Vigan yang kebetulan rumah nya satu daerah dengan saya, hanya beda Desa ingin ikut pulang juga, yang lain karena merasa masih letih, mereka beristirahat di rumah Alex sehari, kemudian menumpang di rumah Garong seminggu :D
Seorang pemuda yang sering dibilang gila oleh teman nya sendiri tapi sering dicari buat dimintain tolong. Suka kucing, tidur, makan, hiking, traveling, fotografi dan nge-blog. Salam sayang buat si Dia